Rabu, 11 Februari 2009

DEFIANCE


Saat Perang Dunia II berlangsung, empat bersaudara Yahudi, Bielski, melarikan diri dari desa Timur Polandia/ Belarus Barat, yang dikepung oleh Nazi dan bergabung bersama partisan Soviet untuk melawan Nazi. Kakak beradik itu berhasil menyelamatkan 1200 warga Yahudi di tengah hutan. Diangkat dari kisah nyata, film ini memperlihatkan perjuangan mereka melawan penyerangan Jerman namun tetap pada misi mereka, menyelamatkan nyawa kaum Yahudi


Jenis Film : Drama
Produser :  Edward Zwick, Pieter Jan Brugge
Produksi : Paramount Vantage
Homepage : http://www.defiancemovie.com/
Durasi : 120 Min


Pemain :
Daniel Craig
Liev Schreiber
Jamie Bell
George Mackay
Alexa Davalos

Sutradara :

Edward Zwick

Penulis :

Edward Zwick
Clayton Frohman

Kamis, 05 Februari 2009

SEPULUH


Mencari Kesempurnaan Cinta dalam Ketidaksempurnaan Hidup

Kisah perjuangan hidup seorang ibu bernama Yanti (diperankan oleh Rachel Maryam) dalam mencari anaknya yang hilang, seorang ayah bernama Thomas (diperankan oleh Ari Wibowo) yang ingin menjalin kembali hubungan yang erat dengan putranya, serta seorang anak jalanan bernama Mongki bersama kawan-kawannya yang harus menghadapi kekerasan dan ketidakadilan kehidupan anak jalanan dan dunia hitam. Ketiganya akhirnya dipertemukan kembali setelah sekian tahun berpisah, meskipun itu terjadi ditengah perjuangan mereka menghadapi problema hidup masing-masing

Jenis Film :
Drama
Produser :
Johannes Tong
Produksi :
First Media Production
Homepage :
http://www.film-sepuluh.com/


Pemain :
Ari Wibowo
Rachel Maryam
August Melasz
Keke Harun
Yofana


Sutradara :
Henry Riady


Penulis :
Henry Riady
Doddy Soeriapoetra
Tak ada manusia yang sempurna karena kesempurnaan hanya milik Sang Pencipta. Sebagai manusia kita selalu berjuang memberikan nilai sempurna untuk orang yang kita cintai. Itulah alasan mengapa film ini diberi judul Sepuluh.

Film garapan sutradara muda Henry Riady ini bercerita tentang seorang ibu bernama Yanti (Rachel Maryam) yang mencari anaknya yang hilang sepuluh tahun lalu.

Sepuluh tahun lalu, Yanti harus mendekam di penjara karena jebakan yang dipasang oleh suaminya, Aditya (Mario Tanzala) dengan meletakkan narkoba di rumahnya.

Jebakan ini dilakukan Aditya demi memuluskan jalan menjual anaknya yang bernama Maria kepada Dargo (August Melasz), preman yang berprofesi sebagai bandar narkoba. Dia juga penjual organ tubuh illegal, bos dari pengemis dan pengamen jalanan.

Yanti memang terlambat mengetahui suaminya adalah pecandu narkoba akut hingga rela menjual anaknya demi barang haram tersebut. Namun, Yanti tak menyesal meninggalkan cintanya kepada Thomas (Arie Wibowo) demi Aditya.

Usai keluar dari tahanan, Yanti mencoba membangun hidupnya. Yanti mulai bekerja sebagai tukang cuci. Hingga suatu hari, Yanti melihat Mongki (Yofana), pengamen jalanan yang sedang dipukuli temannya. Merasa iba, Yanti membawanya ke rumah dan mereka pun mulai saling mengenal dekat.

Semakin Yanti mengenal Mongki, dia makin sadar akan eksploitasi anak dan penjualan organ ilegal yang dilakukan Dargo. Mongki pun bercerita tentang kalung bertuliskan huruf 'M' yang dia pakai bukanlah miliknya, tapi milik Maria.

Mendengar nama Maria, Yanti langsung teringat anaknya. Dia mendatangi tempat Dargo untuk menanyakan anaknya yang bernama Maria. Kedatangan Yanti menemui Dargo membuat Mongki dimarahi. Mongki dipukuli dan ditendang. Saat bertahan dari pukulan sambil memeluk Mongki, Yanti melihat tanda lahir di punggung Mongki. Dia tercengang karena tanda serupa juga dimiliki anaknya.

Di sisi lain, Thomas sedang kebingungan mencari ginjal untuk anaknya yang menderita kelainan ginjal. Dia bertemu Dargo untuk membeli ginjal. Lalu Dargo memutuskan untuk memberikan ginjal Mongki kepada Thomas.

Saat di rumah sakit, Yanti yang sedang mencari Mongki malah bertemu dengan cinta pertamanya, Thomas. Thomas meminta Yanti menunggunya di rumah sakit.

Yanti kemudian tahu dari dokter bahwa Thomas mencari ginjal untuk transpalansi ginjal anaknya, David. Dari situ pula Yanti tahu bahwa ginjal Mongki-lah yang akan 'ditumbalkan' untuk anak Thomas. Namun rencana transpalansi itu terganggu dengan kelainan jantung yang dimiliki Mongki.

Film yang menghabiskan dana Rp12,7 miliar ini melibatkan banyak kru yang ahli di bidangnya. Sebut saja Didi Petet, Addie MS, Dewi Alibasah dan German Mintapradja.

Banyak fenomena sosial di sekitar kita diangkat film yang dirilis 5 Februari 2009, ini. Soal eksploitasi anak jalanan oleh oknum tertentu sudah sering kita dengar. Anda pasti juga pernah mendengar mengenai sindikat penjualan organ tubuh.

Film ini seolah ingin berbicara kepada kita bahwa lingkaran kemiskinan sangat sulit diakhiri. Kemiskinanlah yang membuat semua anak jalanan bergerombol mengemis di jalanan. Kalau sudah begitu, saatnya kita mulai peduli dengan masyarakat yang kurang mampu.

DOOMSDAY


Sejenis virus ditemukan mengakibatkan dikarantinanya sebuah kota secara brutal. Setelah fakum selama bertahun-tahun, seorang ahli virus diam-diam masuk ke kota tersebut. Sebuah grup elit yang terdiri atas para ahli, diketuai oleh Eden Sinclair (Rhona Mitra), ditugaskan untuk mencari penawar virus. Di kota yang tertutup itu, grup ini harus menghadapi mimpi buruk

Jenis Film :Thriller
Produser :Benedict Carver, Steven Paul
Produksi :Universal Pictures
Durasi :105 Min

st & Crew
Pemain :
Rhona Mitra
Bob Hoskins
Malcolm Mcdowell

Sutradara :Neil Marshall
Penulis :Neil Marshall

UNDERWORLD: RISE OF THE LYCANS


Kali ini menyusuri asal mula permusuhan berabad-abad antara vampire dan budak mereka, Lycans (werewolf/serigala jadi-jadian). Di Abad Kegelapan, seorang pemuda Lycan bernama Lucian (Michael Sheen) memimpin kelompok werewolf melawan Viktor (Bill Nighy), raja vampire jahat yang telah menjadikan mereka budak. Kekasih Lucian, Sonja (Rhona Mitra) yang tak lain putri dari Viktor, bergabung bersama Lucian melawan tentara Death Dealer dan berjuang merebut kebebasan Lycan

Jenis Film : Fantasy/action
Produser : Gary Lucchesi, Richard Wright
Homepage : http://www.entertheunderworld.com/

Pemain :
Michael Sheen
Bill Nighy
Rhona Mitra
Steven Mackintosh

Sutradara :
Patrick Tatopoulos

Penulis :
Danny Mcbride
Dirk Blackman
Howard Mccain

BRIDE WARS

Persahabatan Emma (Anna Hathaway) dan Liv (Kate Hudson) terjalin sekian lama. Dan saat keduanya bertunangan dalam jangka waktu yang berdekatan, mereka menyambutnya dengan suka cita. Namun, saat keduanya akan melangsungkan pernikahan yang ternyata waktunya bersamaan di Plaza Hotel, tidak satupun ingin mengalah dan terjadilah permusuhan diantara mereka

Jenis Film :Drama/comedy
Produser :Julie Yorn, Kate Hudson
Produksi :Fox 2000 Pictures
Homepage :http://www.bridewars.com/
Durasi :96 Min

Pemain :
Kate Hudson
Anne Hathaway
Kristen Johnston
Bryan Greenberg
Chris Pratt

Sutradara :
Gary Winick

Penulis :
Greg Depaul
Casey Wilson
June Diane
Raphael
















Bride Wars dibintangi Kate Hudson dan Anna Hathaway, magnetnya film komedi ringan. Keduanya menjadi sahabat yang berebut mewujudkan gambaran pernikahan ideal ala mereka.
Dari judulnya saja sudah bisa ditebak, seperti apa aliran cerita dan efek yang ingin dimunculkan sineas di film ini. Sejak kecil, Emma (Anna Hathaway) dan Liv (Kate Hudson) sudah punya gambaran ideal tentang hari pernikahan masing-masing.Diawali dengan lamaran yang romantis dari calon suami, dan berlanjut ke tetek-bengek urusan pernikahan. Mulai musik yang akan disajikan, hidangan, sampai tempat dan tanggalnya.
Meski masing-masing memiliki selera yang berbeda, untuk urusan tempat, mereka sepakat memilih Plaza Hotel yang dianggap paling prestisius.Saat waktunya tiba, kesalahan tulis di wedding organizer membuat mereka tercatat menikah di tempat, waktu, dan jam yang sama.
Pilihannya jelas, salah satu harus ada yang mengalah. Sayangnya, baik Emma dan Liv sama-sama keras kepala. Perang dingin pun terjadi. Keduanya saling melancarkan strategi dan trik licik agar "rivalnya" batal menikah. Yeah, Bride Wars adalah film yang mengajak kita "bersenang-senang".
Penonton bisa mengetahui perkembangan cerita walau saat menontonnya dilakukan sambil menikmati popcorn, mengetik SMS, menerima telepon, atau bahkan memejamkan mata untuk beberapa menit.
Karakter Emma dan Liv yang digambarkan bertolak belakang, juga tak terlalu berpengaruh besar dalam perkembangan cerita.Kecuali ya itu tadi, sekadar untuk mencari alasan dalam menampilkan cerita dan adegan lucu. Padahal perbedaan karakter ini bisa jadi modal agar eksplorasi karakter dan cerita jadi lebih menarik dan mendalam